Awalnya aku gak yakin, bisa gak ya aku lolos tes IELTS tapi gak perlu les?
Ternyata jawabannya, bisa!
---
Aku tinggal di Solo, dan mencari lembaga Bahasa Inggris yang menawarkan les IELTS jumlahnya sedikit banget. Ada yang full package menawarkan semua materi IELTS (listening, reading, writing, dan speaking) tapi harganya sangat mahal buat aku. Range harganya mulai dari 5,5 juta untuk 20 jam pertemuan sampai 14 juta untuk 80 jam pertemuan.
Ada yang menawarkan kelas murah meriah, 750 ribu untuk 10 kali pertemuan, tapi tidak mengajarkan writing dan speaking. Kelasnya hanya mengajarkan listening, reading, dan beberapa basic grammar. Kalau yang baru banget belajar sebagai perkenalan IELTS, mungkin cocok untuk kelas ini.
Udah tanya sana sini, akhirnya aku memutuskan untuk belajar sendiri aja. Meskipun belajar sendiri, aku tetap punya buku pegangan buat belajar. Buku yang aku pakai itu buku Barron's 4th edition, aku beli di Gramedia dengan harga Rp. 320.000. Emang lumayan mahal sih, tapi buku ini membantu banget. Isi dari buku ini bukan hanya soal latihan, tapi isinya materi tentang bagaimana mengerjakan soal masing-masing bagian dengan baik. Buku ini membantu banget buat aku, terlebih di bagian writing. Buku ini benar-benar mengajarkan bagaimana menjawab soal writing IELTS dengan terstruktur.
Barron's IELTS 4th edition. |
Oh iya, pada awal September aku sempat mengikuti prediction test IELTS di salah satu lembaga kursus Bahasa Inggris yang juga menyelenggarakan tes IELTS di Solo. Biayanya cukup mahal, Rp.350.000 tapi mencakup semuanya selama 3,5 jam. Meskipun begitu, speakingnya tidak benar-benar simulasi, hanya berbicara menggunakan Bahasa Inggris dengan native speaker di sana sambil konsultasi hasil tes listening, reading, dan writing.
Dari hasil prediction test ini, score aku Listening 6 dan Reading 6 tapi writing tidak disebutkan scorenya. Yang jelas hasilnya hancur banget, antar kalimat tidak nyambung, tidak jelas inti pemikirannya apa, banyak kalimat yang berbelit-belit tapi tidak jelas intinya apa, dan yang paling penting argumen aku untuk topik itu tidak jelas. Prediction test ini juga membantu banget sih, jadi aku bisa tau harus belajar lebih di mana dan apa aja yang harus ditingkatkan.
Namanya juga manusia, pasti selalu merasa gak siap kan buat ujian. Aku tadinya niat untuk tes tanggal 4 November, tapi diundur-undur terus sampai akhirnya pertengahan November aku nekat aja daftar IELTS tanggal 9 Desember di Jogja. Nekat gitu sih biar aku mau gak mau harus belajar dengan giat karena udah bayar Rp. 2.850.000. Gak mungkin kan udah bayar mahal-mahal tapi tetep males? Hahaha.
9 Desember 2017
Sekitar 3-4 hari sebelum tes, aku dapat email konfirmasi dari IDP Jogja tentang waktu ujian dan lokasinya. Ujian dilaksanakan pukul 09.00 dan candidate diharapkan datang setengah jam sampai satu jam sebelumnya karena harus dilakukan registrasi.
08.15
aku sampai di tempat ujian dan ternyata banyak banget yang udah datang sebelum aku.
08.30
pihak IDP memulai untuk registrasi awal, yaitu mencocokkan kartu identitas, fingerprint, dan foto.
08.50
pihak IDP memulai briefing dan membagi candidate ke dua ruangan. Banyak banget hal yang harus diperhatikan di sini, karena aturannya sangat banyak! Jam tangan, handphone, dan seluruh alat elektronik harus disimpan di dalam tas dan tas akan disimpan dalam satu ruangan sendiri. Jadi kita masuk ke dalam ruang ujian HANYA boleh membawa pinsil, rautan pinsil kecil, penghapus, dan kartu identitas. Kalau mau bawa minum, botol minumnya harus transparan dan kalau ada label mereknya, harus dilepas. (iya, seketat itu).
09.10 - 12.15
Ujian untuk listening, reading, dan writing. Oh iya, untuk speaker saat listening, gak perlu khawatir. Speakernya ada di langit-langit dan tersebar di seluruh ruangan, jadi dimanapun duduknya pasti terdengar jelas.
Setelah selesai 3 bagian awal, kita dipersilakan untuk keluar ruangan dan melihat jadwal speaking test. Speaking test dilaksanakan di hari yang sama dengan alokasi waktu satu orang 15 menit mulai dari jam 12.45. Saat itu ada dua examiners untuk speaking test dan aku kebagian jadwal jam 16.00!! Jadwal test terakhir sekitar jam 18.30. Waktu nunggu ini lumayan sih bisa dipakai untuk latihan speaking, hitung-hitung pemanasan.
Sebenernya pengaturan waktu 15 menit per orang ini mepet banget. Gak menghitung waktu istirahat examiner, waktu registrasi ulang untuk masuk ke ruang test, dll. Akhirnya jadwalnya ngaret banget. Aku yang dijadwalkan jam 16.00, baru dipanggil sekitar jam 16.50.
Speaking test itu benar-benar test yang paling aku khawatirkan. Karena aku gak ada partner belajar jadi gak dapet feedback sama sekali. Aku hanya belajar dari menjawab soal di buku dan ngomong-ngomong aja sendiri.
Ternyata, suasana speaking test ini super santai. Gak tegang sama sekali. Bahkan waktu aku masuk, sebelum examinernya memulai rekaman ujian, beliau mengajak berbicara basa-basi gitu tentang gimana caranya ngatasin ngantuk dan ini sangat membantu untuk pemanasan dan membangun suasana.
Untuk materi ujiannya gak akan aku sampaikan di sini ya hehe yang jelas examiner GAK MEMBANTU SAMA SEKALI saat kita kebingungan sama kalimatnya. Beliau hanya melihat dan mencoba untuk mencerna. Jadi kalau aku lupa banget sama satu kata, dan udah euuu... mm... ya pasrah aja hahaha atau bikin kalimat yang menjelaskan kata tersebut. Atau aku tambahin aja 'something like that' tapi aku yakin ini bakal nurunin penilaian sih :p
Di tulisan ini aku gak akan bahas tentang tips and trick ngerjain soal IELTS ya soalnya aku bukan orang yang jago-jago banget bahasa inggris. Jadi gak pantes aja 😂
Setelah nunggu 13 hari (hari libur pun dihitung), akhirnya hasil IELTS aku keluar!
Hasil online bisa dilihat di https://results.ieltsessentials.com/ dengan memasukkan nama, nomor identitas, dan cari tanggal ujiannya.
Untuk orang yang jarang banget menggunakan bahasa inggris di kehidupan sehari-hari, hampir tidak pernah berbicara atau berkomunikasi dengan bahasa inggris, ditambah lagi waktu belajarnya yang mepet, Band 7 overall IELTS udah alhamdulillah. Gak wah banget, tapi cukup buat aku.
YANG PENTING GAK NGULANG BAYAR 2,85 JUTA LAGI
Jadi untuk teman-teman yang senasib dengan aku, tidak mampu (tidak mau) bayar les IELTS yang harganya selangit tapi tetap mau ikutan tes IELTS, BISA KOK! Tinggal rajin belajar dan cari teknik ternyaman untuk menyelesaikan soal IELTS. Apa yang menurut aku nyaman, belum tentu nyaman untuk orang lain.
Goodluck!
This comment has been removed by the author.
ReplyDeletewah, congratulation for ur achievemnet kak!
ReplyDeletemakasih buat sharingnya... menolong banget buat yang pingin ambil IELTS tp ngg bisa ikutan les preparation dsb.
so motivated!
btw kak, 8 nov - hari tes itu bener2 fokus belajar IELTS sehari2nya kah? apa nyambi kerja juga?
thank you :)
Hai! Maaf baru balas yaa.
DeleteEnggak kok, saya sambil kerja. Jadi baru bisa belajar di atas jam 7 malam dan pas weekend. Itu juga gak setiap hari belajar, yang penting saat belajar saya dapat ilmu baru, bukan hanya mengulang-ulang materi yang sebenarnya saya sudah bisa :)
Menyimak tapi penasaran…😉
ReplyDeletembak, tes ielts prediction di solo dimana ya mbak? terimakasih..
ReplyDeleteHai! Maaf baru balas, baru buka blog lagi soalnya hehe. Saya prediction testnya di IELC mbak.
Delete