Wednesday, May 27, 2020

Program Magister ITB - Teknik Lingkungan part.1

Halo!

Gak berasa banget sekarang saya sudah mau menyelesaikan semester 3 di program magister atau S2 di ITB. Rasanya baru kemarin saya resign kerja dan tes buat masuk ke sini.

Sedikit background, saya lulus tahun 2015 dari jurusan kimia ITB, dengan kelompok keahlian biokimia. Setelah lulus saya jadi asisten lab, kemudian kerja di perusahaan, dan di tahun 2018 resign untuk daftar S2 di TL ITB.

Mahasiswa S2 itu sangat beda sama saat S1. Bedanya di mana?

  • Jumlah mahasiswa per angkatan sangat sedikit
    Per tahunnya ada 2 angkatan, yaitu angkatan Januari (Genap) dan Agustus (Ganjil). Saya masuk ke angkatan 2018 Genap, jumlah mahasiswa KKL angkatan saya berapa? 8 orang! Iya 8 orang aja seangkatan.
  • Mahasiswa seangkatan bisa jadi gak kenal
    Karena begitu masuk udah ngambil jalur peminatan (KKL, PPP, TML), jadi kadang kelas yang diambil beda-beda. Kalau sekelas pun belum tentu berinteraksi.

Mahasiswa S2 di TL juga berasal dari jurusan yang beda-beda. Selain dari Teknik Lingkungan, ada yang dari jurusan Kimia, Biologi, Bioengineering, Rekayasa Infrastruktur Lingkungan, Kimia Nuklir, Fisika, Matematika, Planologi, Teknik Industri, Kesehatan Masyarakat, Teknik Sipil, dll.

Jurusan S1 itu salah satu syarat penting untuk daftar ke S2 TL ITB. Karena untuk masing-masing jalur peminatan, punya syarat tersendiri dapat menerima mahasiswa dari S1 jurusan apa. Contohnya untuk jalur peminatan PPP hanya menerima mahasiswa dari jurusan (kalau tidak salah ingat) Teknik Lingkungan, Kimia, Teknik Kimia.

Sayangnya, saya lupa info ini ada di mana. Nanti kalau sudah ketemu saya sertakan linknya ya.

Di awal perkuliahan pasti diabsen satu-satu dan ditanya backgroundnya apa dan dari mana. Kadang juga ditanya kenapa mau masuk TL.

Pada tulisan kali ini, saya mau sedikit cerita tentang perjalanan kuliah S2 saya di ITB, khususnya jurusan Teknik Lingkungan, dengan jalur peminatan Kesehatan dan Keselamatan Lingkungan atau KKL.

Cerita kali ini bakal lebih membahas tentang mata kuliah yang ditawarkan oleh program studi. Karena untuk saya pribadi, informasi ini tidak lengkap dijelaskan di website resmi jurusan. Ada sih, beberapa jenis mata kuliah yang ditawarkan prodi, tapi kalau ada versi lengkap per semester, akan sangat membantu kan?

Secara keseluruhan, SKS yang harus diselesaikan selama menjalani studi adalah 36 SKS yang terdiri dari:

  1. Mata Kuliah Wajib
  2. Mata Kuliah Wajib Jalur
  3. Mata Kuliah Pilihan
Untuk berapa SKS pada masing-masing kelompok, itu sangat tergantung dengan jalur peminatan yang diambil. Informasi mata kuliah yang bisa diambil sebenarnya akan dikasih saat datang tes. Tapi pasti ingin tahu dong sebelum memutuskan daftar atau enggak?
Ini kira-kira mata kuliah apa yang akan diambil kalau temen-temen mau masuk ke jalur peminatan KKL. Mohon maaf untuk jalur pilihan lain seperti PPP dan TML tidak saya sebutkan yaa karena saya gak hafal dan juga akan terlalu banyak. Semoga ada tulisan lain dari teman-teman PPP dan TML ya.

Sebenarnya di tengah-tengah masa kuliah, ada pergantian kurikulum dari kurikulum 2015 ke 2019. Sehingga, banyak mata kuliah yang awalnya pilihan jadi wajib, begitupun sebaliknya. Jadi kalau ada yang ternyata berubah saat perubahan kurikulum dan saya lupa, mohon maaaaf.

Tulisan Hitam: Mata Kuliah Wajib (Harus diambil oleh semua: KKL, PPP, TML)
Tulisan  Biru: Mata Kuliah Wajib Jalur (Harus diambil oleh mahasiswa KKL saja, tapi kalau PPP dan TML mau ngambil, boleh)
Tulisan Merah: Mata Kuliah Pilihan (Bisa diambil oleh jalur manapun) 

Semester 1

  • Dasar-Dasar Teknik Lingkungan
  • Analisis Data Lingkungan
  • Toksikologi Lingkungan
  • Ventilasi Industri
  • Rekayasa Keselamatan
  • Sistem Manajemen Lingkungan
Semester 2

  • Metoda Penelitian
  • Higiene Industri
  • Pengendalian Limbah Industri
  • Transport dan Transformasi Polutan
  • Sistem Manajemen K3
  • Analisis Risiko Kesehatan
Semester 3

  • Toksikologi Lingkungan Kerja
  • Manajemen Mutu
  • Seminar dan Tesis
Normalnya, untuk selesai semua ini butuh waktu 4 semester. Tapi kalau mau dikebut dan berdoa supaya beruntung, bisa kok selesai dalam 3 semester.

Beban SKS yang bisa diambil per semesternya bervariasi, bisa maksimal 10 SKS, 12 SKS, 14 SKS, atau 16 SKS, bergantung pada hasil evaluasi (IP) semester sebelumnya. Untuk batasannya, saya juga kurang tau berapa, karena gak pernah cari tau hehe. Pokoknya tiba-tiba ada aja di akun akademik masing-masing mahasiswa.

Di tulisan selanjutnya, aku akan bahas tentang kondisi perkuliahan dan sedikit penjelasan tentang mata kuliah yang saya sebut di atas.

Sunday, September 8, 2019

Program Magister S2 ITB - Matrikulasi?

Mau lanjut S2 di ITB tapi harus matrikulasi?

Matrikulasi ngapain aja sih?

Kenapa harus matrikulasi?


Halo semua!
Tahun lalu waktu saya mau masuk S2 ITB saya dikasih informasi kalau harus ikutan matrikulasi. Tapi, pas cari-cari infonya kok gak ada ya tentang matrikulasi ini. Mahasiswa yang ngereview juga gak ada.
Maka dari itu!
Sekarang saya mau cerita tentang matrikulasi S2 di ITB siapa tau bisa membantu teman-teman yang masih bingung tentang program matrikulasi.

Sebagai informasi awal, saya S1 jurusan Kimia FMIPA di ITB angkatan 2011 dan lulus 2015. Saya sempat kerja dulu 10 bulan di lab penelitian di kampus terus 2 tahun di sebuah perusahaan (ya bisa dibilang) farmasi atau bioteknologi. Tepat 2 tahun bekerja, saya resign dan memilih melanjutkan S2 di Jurusan Teknik Lingkungan ITB.

--- PENDAFTARAN ---

Tidak seperti S1, kalau S2 di ITB mayoritas jurusan membuka pendaftaran mahasiswa 2x dalam setahun, buat intake Agustus dan Januari. Biasanya, pendaftaran dimulai Bulan April untuk intake Agustus dan Bulan November untuk intake Januari. Tapi ada beberapa jurusan yang hanya menerima mahasiswa 1x setahun, jadi cek dulu ya!

Selain itu, masing-masing jurusan biasanya punya sub-jurusan yang harus sudah dipilih saat daftar. Contohnya untuk Jurusan Teknik Lingkungan, ada 3 sub jurusan:
  1. Teknologi dan Manajemen Lingkungan (TML)
  2. Pengendalian dan Pencegahan Pencemaran (PPP)
  3. Keselamatan dan Kesehatan Lingkungan (KKL)
Berbeda juga dengan S1 dan mungkin dengan beberapa universitas lain, ujian atau seleksi untuk S2 ITB tidak dilakukan serentak, namun tiap jurusan memiliki jadwal dan metode ujiannya masing-masing. Ada yang:
  • Submit dokumen
  • Submit dokumen + tes tertulis
  • Submit dokumen + tes tertulis + wawancara
Lengkapnya bisa lihat di link ini Untuk Jurusan Teknik Lingkungan, ujiannya lengkap tiga-tiganya 👍👍👍

Tes wawancara ini sebenarnya ingin mengetahui minat teman-teman di teknik lingkungan itu di mana dan disesuaikan dengan pilihan sub-jurusan. Jangan sampai teman-teman pas daftar milihnya KKL tapi ternyata saat diwawancara tesisnya ingin pengolahan limbah. Kan jadi gak nyambung.

---MATRIKULASI---

Oh iya, ini yang bakal saya bahas tentang matrikulasi di teknik lingkungan ya, saya kurang tau sistem matrikulasi di jurusan lain sama atau tidak.

Saat wawancara, nanti akan diinfokan tentang matrikulasi yang sepegetahuan saya, teman-teman HARUS matrikulasi kalau teman-teman:
  • Bukan S1 Jurusan Teknik Lingkungan, atau
  • S1 Jurusan Teknik Lingkungan namun akreditasi kampusnya tidak A, atau
  • S1 Jurusan Teknik Lingkungan namun kurikulumnya tidak sesuai (tidak dapat mata kuliah epidemiologi lingkungan untuk pendaftar KKL)
Matrikulasi ini dilaksanakan selama 1 semester, SEBELUM masuk jadi mahasiswa reguler. Kelulusan program matrikulasi ini juga menjadi syarat diterima atau tidak di program reguler. Contohnya saya daftar untuk intake Agustus, namun karena harus matrikulasi, akhirnya saya Agustus - Desember matrikulasi terlebih dahulu, Januari baru menjadi mahasiswa reguler. Jadi jika ditotal, kuliahnya 2,5 tahun 😭

Denger cerita dari teman-teman saya, ada beberapa jurusan yang juga mewajibkan matrikulasi tapi sistemnya beda. Ada yang matrikulasi SATU TAHUN sebelum masuk reguler, tapi ada juga yang hanya 1 Bulan sebelum tanggal masuk (biasanya dilaksanakan Bulan Juni atau Desember).

Kalau di Teknik Lingkungan, meskipun matrikulasi 1 semester tapi mata kuliah yang diambil SANGAT SEDIKIT jadi super nganggur.

Untuk KKL hanya 2 mata kuliah: Epidemiologi Lingkungan (2 SKS) dan Laboratorium Lingkungan (3 SKS). Sedangkan untuk PPP dan TML hanya Laboratorium Lingkungan (3 SKS). Jadi seminggu masuk kelas hanya 1 - 2 kali aja. 

Meskipun begitu, materi yang didapat di matrikulasi ini bener-bener materi dasar yang harus dimiliki sebelum masuk ke kelas reguler. Kerasa banget waktu mulai kuliah, materi-materi matrikulasi ini banyak dipakai dan emang gak dibahas lagi karena dianggap semua orang sudah tau. Jadi kalau gak matrikulasi, saya pasti bengong dan nanya-nanya terus "ini apaan sih?" "itu apaan sih?"

Sebenernya kalau mau gak terlalu nganggur, bisa kok sambil ambil mata kuliah semester 1, nama sistemnya credit earning. Tapi konsekuensinya, bayarnya jadi lebih mahal. Karena program matrikulasi ini bayarnya per-sks. Jadi kalau mau credit earning pasti nambah sks dan nambah bayaran. Biaya matrikulasi ada di link ini.

Kalau untuk penilaian program matrikulasi sebenernya tergantung dosennya mau menilai dari tugas-tugas (yang setiap minggu selalu ada) atau ditambah ujian. Selama nilai akhirnya di atas D, nanti dianggap sudah lulus program matrikulasi dan bisa lanjut kuliah "beneran" di program reguler.

--- MATRIKULASI → REGULER ---

Peralihan ini yang biasanya orang-orang termasuk saya bingung banget.

Saya ini udah mahasiswa belum sih?
Saya daftar ulang bareng mahasiswa baru apa mahasiswa lama?
Daftar ulangnya gimana?

Mahasiswa matrikulasi itu belum dianggap jadi mahasiswa reguler di ITB. Kartu Mahasiswa juga masih sementara, bentuknya kertas bukan kartu. Belum punya akun akademik, belum punya akses internet ITB, belum punya jas almamater, bahkan waktu masuk belum ikutan sidang terbuka. Pokoknya belum resmi deh!

Maka dari itu, mahasiswa matrikulasi itu kalau menurut saya agak susah untuk dapat informasi. Karena kalau mahasiswa reguler ada akun mahasiswa untuk akses ke akademik.itb.ac.id nah kalau mahasiswa matrikulasi belum punya. Jadi harus rajin-rajin banget cari info ke prodi.

Nah peresmian jadi mahasiswa reguler ini di semester depannya. Setelah dapet e-mail kalau lulus matrikulasi dan diterima di program reguler, baru daftar ulang resmi seperti mahasiswa lainnya. Pokoknya yang harus diingat itu:
ANAK MATRIKULASI DAFTAR ULANG BARENG SAMA MAHASISWA BARU, BUKAN BARENG MAHASISWA LAMA.
Ini juga harus diingat,
DOKUMEN PENDAFTARAN HARUS TETAP DISIMPAN KARENA AKAN DIGUNAKAN DI DAFTAR ULANG REGULER
Dokumen-dokumen yang digunakan saat pendaftaran seperti sertifikat bahasa inggris, TPA, surat pernyataan, asuransi, dll itu akan digunakan saat daftar ulang menjadi mahasiswa reguler. Jadi harus disimpan baik-baik ya.

---

Mungkin sekian aja cerita tentang matrikulasi S2 ITB khususnya jurusan teknik lingkungan. Silakan kalau ada yang mau tanya lebih lanjut.
Semoga membantu ❤

Wednesday, January 23, 2019

BLACKPINK in Your Area Jakarta 2019 ICE BSD Hall 5 - 6

Tahun ini jadi tahun terbanyak aku dateng ke acara KPOP. Mulai Januari 2018 Fan Meeting Wannaone, November 2018 konser iKON, Januari 2019 konser Blackpink. Padahal, dulu aku berjanji sama diri sendiri kalau cuma bakal dateng kalo ke konser CNBLUE aja 😂

- - - Ticketing - - -

Konser kali ini dipromotori oleh IME Indonesia yang bekerjasama dengan tiket.com untuk ticketingnya. Beberapa hari sebelum ticketing dibuka, tiket.com konferensi pers yang bilang (jiga nu heeh) kalau tim IT standby dan diusahakan supaya sistem tidak down.  Tapi pas tanggal 7 Desember 2019 jam 14.00, tetep aja webnya down. Web down kayaknya sekitar satu jam lebih, tapi mau gak mau harus ditungguin terus kan. Ngabisin waktu sih emang beli tiket gini tuh.

Aku dari awal emang udah ingin banget nonton di kategori seating, apapun pokoknya seating. Ternyata, untuk seating ini kursinya bisa milih saat pembelian. Kebayang dong deg-degan dan rebutan kursinya kaya apa. Khusus untuk kategori seating, hanya bisa dibeli via website untuk memilih nomor kursi. Kalau kategori standing bisa dibeli di aplikasi.
Seat Plan. Kursi saya kira-kira ada di posisi bintang.

Pas web tiba-tiba bener, aku langsung cepet banget milih nomor kursi untuk Kategori Bronze Left. BERUNTUNGNYA, pas aku beli row paling depan baru terisi beberapa dan aku dapet row paling depan di kategori itu 😭😭😭

Tapi bete habis itu diumumin konser bakal 2 hari, dan hari tambahannya Hari Sabtu. Tau gitu kan aku nonton yang Sabtu aja huhu. Tapi gak apa-apa sih bersyukur dapet tiket juga hehe.

Untuk seluruh kategori seating, per satu kotak kecil di seat plan atas itu isinya 6 row dan 20 kursi. Kemarin saya kebagian di kursi nomor G24 dan G25 (tanda bintang). Pas liat seatplan ini, keliatannya jauh banget kan dari Bronze Left ke Stage? Aku udah pasrah pokoknya kalau emang kejauhan dan gak keliatan.

Tapi...

Lanjut aja baca ya

- - - HARI - H - - -

Penukaran tiket sebenarnya sudah dibuka dari beberapa hari sebelum konser dimulai. Tapi karena rumahku di Bandung dan gak ada urusan ke BSD, jadi aku dateng baru di Hari-H (Minggu, 20.02.19). Aku berangkat dari Bandung jam 6.30 naik kereta Argo Parahyangan. Nyampe stasiun Jatinegara jam 09.28 dan lanjut naik KRL.

Tapi hari itu lagi sial banget. KRL yang aku naikin mogok di antara st. tanah abang dan st. palmerah, mana nunggu kereta pas transitnya lama banget. Bener-bener deh keretanya berhenti karena ada sistem listrik yang rusak. Gerbongnya mati, AC mati, lampu mati. Panas banget dan capek nungguin hampir sejam gak beres beres. Untungnya, di KRL itu banyak juga orang-orang yang mau ke ICE buat nonton Blackpink. Akhirnya setelah jbjb aku ngelanjutin perjalanan naik grab dari deket tanah abang ke ICE, berenam sama yang lain. Lumayan jadi hemat. Tapi tetep rugi sih 😭

Aku sampe ke ICE sekitar jam 12.30 dan langsung ke loket buat nuker tiket. TICKETBOXNYA KOSONG MELOMPONG.
Jadi kata aku sih kalau males antri, mending nuker tiket agak siangan, karena sama sekali gak antri.
Gate buat ke holding area sebenernya udah dibuka dari jam 10.00, tapi kalau udah masuk gak bisa keluar lagi. Jadi karena aku mah males ngapain di dalem ya, jadi aku santai goler dulu di Santika terus makan siang ke AEON.

Aku baru masuk dari main gate sekitar jam 16.30, masuk ke holding area, dan aku syok.

Karena holding areanya pake 2 Hall! Besarrr banget. Terus biasanya, backdrop cuma satu kan. Ini ada 3! (tapi aku lupa foto). Terus ada beberapa sponsor yang buka stand promosi dan menyediakan tempat untuk foto
Holding area untuk antrian pake 1 hall sendiri
Holding area untuk penjual makanan minuman dan stand sponsor
Salah satu sisi backdrop. Backdrop ada 3 sisi yang membentuk segitiga dan
ketiga sisi punya gambar yang berbeda
Karena foto di backdrop adalah sebuah kewajiban, jadi aku antri di salah satu sisi dan ya cukup lama buat antri sekitar 20 menitan. Setelah foto dan sedikit lihat-lihat holding area, sekitar jam 17.30 aku masuk ke Concert Hall. 

Karena aku di kategori seating, jadi santai banget mau masuk kapan aja hahaha ya tapi jangan pas udah mulai juga sih.

Masuk dulu yaaa 💗
Saat tuker tiket, akan dikasih tiket fisik dan wristband.

Pas masuk, aku kembali syok

AKU BARU TAU KALO PAKE 2 HALL

Aku yang gak ngeh pas pengumuman apa gimana, karena aku gak ngerasa ada pengumuman yang bilang kalau konsernya 2 hall. Selama ini aku sangka cuma pake 1 hall aja.
View dari kursi aku. Oiya, aku seneng deh dapet row paling depan, karena kursi di depan aku itu kursi Kategori Gold yang harganya hampir 2x lipat dari Kategori Bronze. Jadi merasa sangat untung.

Ini baru pertama aku nonton di ICE dan pakai 2 Hall dan ternyata lebar banget. FYI panjang kali lebar untuk satu Hall ICE ini 90 m x 54 m. Jadi kalau pake 1 atau 2 Hall, kategori seating gak terlalu berpengaruh karena jarak dari kursi paling belakang ke stage paling belakang sama sama aja.

Tapi menurutku yang dirugikan adalah kategori standing selain diamond, karena jaraknya jadi jauh banget dari stage. Kalau dari foto di atas, kategori yang di sebelah kiri deket tiang adalah Kategori Ruby dan Platinum. Kemarin bahkan denger cerita ada yang di Kategori Ruby A (kiri) yang agak terhalang sama tiang abu-abu besar itu. Jadi kalaupun gak bisa lihat member dan mau lihat screen, harus lihat screen yang di seberang (sebelah kanan).

Tapi aku gak tau juga sih kenyataannya gimana. Mungkin kalau ada temen-temen yang mau sharing silakan 😇😇😇
View dari kategori seating baris paling belakang.

Selain itu, stagenya besar. Jadi stage ke kategori seating paling belakang gak begitu jauh. Apalagi kalau member ada di extended stage. Wah itu jelas banget keliatan dan gak usah ngeliat ke screen. Bahagianya lagi, mereka sering banget maju ke extended stage itu! Luv banget pokoknya.

Jadi kalau menurut aku, kalau pakai 2 Hall akan jauh lebih setimpal kalau nonton yang seating dan lurus dengan stage dibandingkan harus capek-capek berdiri di sebelah kiri atau kanan stage. Mending enjoy duduk ya kayyyn. Kecuali diamond ya yang bener-bener mengelilingi stage.

Seperti biasa kalau cerita habis konser, aku pasti ngasih tau apa yang aku suka dan gak suka dari konser ini.

💗💗💗💗💗
  1. Stagenya besar jadi deket meskipun dari kategori paling belakang.
  2. Lightingnya superrrr bagus!
  3. Sound BAGUS BANGET. Aku gak ngerti sih kalau sound itu dibawa langsung sama crew YG apa disediakan oleh promotor (IME) karena ini soundnya bagus banget. Kenceng tapi gak pecah. Jernih banget. Meskipun penonton berisik, mereka ngomong apa pun tetep kedengeran dengan jelas.
  4. Mau ngereview antrian, tapi aku gak antri wkwkwk nuker tiket gak antri, masuk concert hall pun gak antri.
💔💔💔💔💔
  1. Pembagian poster chaos banget. Penonton keluar dan staff ngebagiin nyebar gitu aja gak antri gak apa jadi bener-bener rebutan desek-desekan sampe beberapa ada poster yang jatuh dan terinjak-injak. Kan sayang ya.
    Ditambah lagi posternya kegedean plis ini kaya mau presentasi poster penelitian aja.
  2. Gak boleh bawa makanan dan minuman ke concert hall tapi gak disediain minum di dalemnya. Haus mba/mas.

Meskipun di rundown acara ditulis konser dimulai pukul 18.30, tapi ternyata untuk dua hari baik Sabtu maupun Minggu, dua-duanya mulai pukul 18.45 dan selesai sekitar pukul 20.45.

Foto-foto lainnya
Solo Performance Lisa

Deket banget gak sih mau nangis padahal beli paling murah.

View kalau member lagi di stage belakang
Foto bareng member + personel band + blink di akhir konser

Pokoknya aku luv banget deh sama konser kali ini. Kalau aku pribadi sama sekali gak merasa ada hal merugikan yang dilakukan oleh IME. Semuanya keren!

Monday, December 31, 2018

iKON 2018 Continue Tour Jakarta Tennis Indoor Senayan

GET READY?SHOW TIME!


Aku itu sebenernya suka sama Winner DAN iKON. Untuk konser kali ini, yang pertama diumumin konser Winner kan, wah aku udah seneng banget tuh pokoknya berencana untuk nonton. Gak lama setelahnya, diumumin juga kalau ternyata iKON konser satu hari setelah konser Winner.

Sebagai sobat miskin hemat, aku gak bisa dong nonton dua-duanya. Mau gak mau harus milih salah satu. Setelah tanya-tanya temen yang kemungkinan akan nonton juga, akhirnya aku memutuskan untuk nonton konser iKON. Alasannya? Temenku maunya nonton iKON, jadi aku ngikut aja. Karena aku suka dua-duanya, jadi ya sama aja.

OFFICIAL POSTER.
Saat konser, semua akan dapat photo card official dengan gambar ini.
Konser ini dipromotori oleh Mecimapro yang SELALU bekerjasama dengan indotix untuk penjualan tiketnya.

Waktu hari pembelian tiket dibuka, aku cukup syok sih mereka membuka ticketing Winner dan iKON di hari yang sama hanya beda 2 jam (Winner jam 10.00 iKON jam 12.00). Nyatanya, server sudah down sejak ticketing Winner sampai iKON. Aku akses web indotix jam 11.00 sudah langsung masuk ke antrian. Jadi antrian tiket seperti overlap antara yang mau membeli tiket Winner dan iKON.

Sedihnya lagi, biasanya untuk 1 akun bisa membeli maksimal 4 tiket, namun untuk kali ini hanya bisa 2 ticket! Sedangkan aku akan datang berempat. Jadi bener-bener harus lucky dua kali supaya kami berempat dapet tiket semua.

Akhirnya, 2 dari 4 orang kami beruntung (salah satunya aku hahaha). Kami beli di kategori Purple B. Kategori ini seating dan saat beli, langsung diberi nomor kursi secara random dan gak bisa pilih sendiri. Karena itu, akhirnya kami berempat duduknya terpisah 2-2 (D38 D39 & E14 E15).

Aku duduk di nomor kursi E15 (sekitar tanda bintang). Nomor 1 dimulai dari kursi terdekat dari kategori yellow. Penomoran kursi bisa diketahui saat masuk venue, sebelum di venue gak tahu sama sekali urutan penomoran kursi seperti apa.

- - -  HARI-H  - - -

Hari itu, indotix mengumumkan kalau bakal dijual tiket OTS. Waktu aku datang sekitar jam 9 pagi, antrian tiket udah panjaaaaaaaaannngggg banget. Belum lama setelah ticket box dibuka, tiba-tiba aja diumumin tiket habis. Kesel gak sih? Aku juga gak ngerti sebenernya berapa banyak yang dijual OTS.

Kalau aku sendiri, karena aku jualan merchandise Winner dan iKON, jadi aku sebenernya datang dua hari. Hari konser Winner aku full day jualan, hari konser iKON aku jualan dari jam 9 sampai jam 1. Biar tiket balik modal sis 😝

Buat penukaran tiket, aku tukar tiket Hari Sabtu sore, menjelang konser Winner mulai.

Buat temen-temen yang kurang beruntung gak dapet tiket, MCP membuat sebuah photo wall yang besar sekali di luar venue. Photo wall ini bebas diakses siapa aja, baik yang punya tiket maupun tidak karena letaknya di luar sebelum pemeriksaan tiket. Namun, untuk foto di sini, tidak ada alur antrian yang rapi jadi semua orang bebas aja foto jadi hasilnya juga seadanya hehe. Oya foto di bawah ini untuk photo wall winner ya, yang iKON sepertinya aku lupa foto.
Photowall di luar Venue, yang iKON aku lupa foto hehe

Selain photowall di luar venue, MCP juga menyediakan backdrop yang berada di dalam venue. Kalau backdrop ini ukurannya lebih kecil, hanya bisa diakses oleh pemegang tiket, dan harus antri jadi hasil fotonya pun bagus. Gambar photowall dan backdrop sama aja kok.
Backdrop iKON 2018 Continue Tour in Jakarta

MCP pun selalu menyediakan deposit counter untuk temen-temen yang kebetulan bawa bawaan banyak, tapi gak mau ribet pas masuk ke dalem venue. Atau buat temen-temen yang bawa kamera untuk foto di luar dan harus dititip karena gak boleh dibawa ke dalam. Deposit counter bayar Rp.20.000 untuk 1 nama. 1 nama ini bisa bareng-bareng sama yang lain. Jadi gak mesti 1 orang Rp.20.000.

Menurut jadwal, main gate untuk semua kategori akan dibuka jam 16.00 tapi nyatanya ngaret, jam 17.00 baru dibuka. Tapi ikonic semua baris rapi setelah diatur oleh ibu dan bapak security. Oya, untuk security body check semuanya perempuan 😄

Di main gate ini, akan dilakukan body & belongings check. Air minum, kamera, makanan, semua gak boleh masuk. Tapi saran aku sih, minum aja yang banyak sebelum main gate ini karena kalau sudah di dalam, air mineral 600 mL tau harganya berapa?

Yak! Rp.20.000 rupiah saudara-saudara. Di bioskop yang menurut aku udah jahanam banget aja Rp.10.000.

Saran aku lagi, apalagi yang punya ticket numbered seating, setelah masuk main gate FOTO DULU DI OFFICIAL BACKDROP. Ini tuh gak bisa ditemuin dimana-mana, cuma di sini, jadi meskipun antri panjang, aku selalu bela-belain foto di backdrop. Foto di sini pun gak bisa kalau setelah konser, karena gelap, gak ada pencahayaan, dan biasanya alur antriannya jadi berantakan gak seperti sebelum acara dimulai.

Kalau tiketnya numbered seating, mau masuk jam 17.00 atau 18.25 tetap aja duduknya di tempat yang sama. Jadi santai aja 😊

Bagi yang belum tahu ukuran tennis indoor senayan itu sebesar apa, KECIL KOK. Jadi dari tempat aku yang paling murah ke stage itu dekeeet, meskipun lihatnya dari atas. Tapi aku seneng dapet venue di sini, karena letak kursinya melingkar dan berundak, gak ke belakang semua seperti di ICE. Ya meskipun ada kentungan venue kecil jadi ke stage deket, tetap aja ada kekurangannya kan, yaitu daya tampungnya sedikit.


Panoramic view from my seat

Saat penonton udah mulai memasuki venue, sambil nunggu, diputer semua MV iKON jadi gak bosen. Tapi ya karena nunggunya kelamaan, akhirnya playlistnya muter lagi dari awal 😂

Konsernya dimulai tepat pukul 18.30 dan selesai pukul 20.45. Total 2 jam 15 menit! Tapi tetep sih berasa kurang banget padahal udah lumayan banget itu. Duh jadi inget Fan Meeting Wannaone yang cuma 1,5 jam hahaha jam 19.50 mereka udah saying goodbye. Berasa pentas seni anak SD.

Pendapat pribadi aku tentang konser ini:
  • Soundnya bagus.
  • Layar yang di kanan dan kiri baguuusss banget. Jernih, warnanya bagus, resolusinya dewa.
  • Extended stagenya kecil sekali, jadi dipake berdiri 7 member aja udah sempit.
  • Kalau member lagi ngobrol antar member atau ngobrol dengan audience, aku gak bisa denger mereka ngomong apa soalnya audience teriak-teriak gak jelas bukannya ngedengerin 😢
  • Hampir semua member bisa Bahasa Inggris jadi bisa ngobrol dengan audience (ya meskipun kadang gak kedengeran gara-gara yang lain teriak-teriak).


- - - AKOMODASI - - -

Seperti yang diceritakan di atas, aku kan dateng dua hari, konser Winner dan iKON. Karena aku bukan orang Jakarta dan sekitarnya, nginep di mana? Aku nginep di capsule hotel namanya "INAP at CAPSULE" di Jalan Martapura, Kb. Melati. Ini lokasinya deket banget sama Stasiun Sudirman dan Stasiun Bandara BNI City. Ke venue juga gak jauh kok, naik gojek rasanya masih di bawah 15.000 meskipun saat itu rush hour.

Aku waktu itu nginep 2 malem, check in Sabtu pagi check out Senin pagi. Di sini kalau datang sebelum jam check in, bisa banget nitip barang. Aku kemarin datang Hari Sabtu jam 10 pagi, nitip barang dan pergi ke venue buat jualan, pulang jam 5 sore baru deh check in. Harga per malam Rp.120.000, tapi waktu itu aku booking pas ada promo di traveloka, jadi semalam hanya Rp.100.000.

Kalau transport BDG-JKT pasti lah ya aku mah pakai kereta Argo Parahyangan. Karena kan di Cikampek macet banget sampai Bekasi dan aku malas kalau naik travel. Lagian, hotel dan venue konser gak begitu jauh dari Stasiun Gambir.

---

Pulang dari konser ini seneng banget rasanya. Meskipun iKON udah beberapa kali ke Indonesia, ini kali pertama aku nonton mereka secara langsung.

Stage favorite: Bobby - Tendae. 
Fancam yang aku rekam untuk stage ini stabil banget saking aku melongo nonton Bobby keren banget!


SEMOGA KITA KETEMU LAGI YA, IKON!
BUAT YANG BELUM BISA NONTON, DOAKAN AJA SEMOGA IKON SERING-SERING KE INDONESIA DAN DAPET KESEMPATAN NONTON DI LAIN WAKTU.

Before concert




Ending 

Project Encore


Sunday, August 5, 2018

Hasil Foto Fujifilm Disposable Camera ISO 400

Halooo!

Di tulisan kali ini, aku mau share hasil-hasil foto menggunakan disposable camera pertama aku. Tapi, aku gak akan bahas tentang apa itu disposable camera dan gimana cara pakenya ya. Postingan ini hanya untuk share hasil-hasil foto beserta keterangan keadaan saat foto.

Hasil-hasil foto akan aku kategorikan jadi dua: gemas dan gagal tidak sesuai harapan. Banyak sih yang aku kira lingkungan sekitar udah cukup terang, tapi ternyata waktu jadi gelap banget. Namanya juga baru nyoba ya kan?


  1. Gemas


Semua foto diambil tanpa menggunakan flash, kecuali yang ada keterangan.

Foto ini diambil di dalam ruangan kantor yang sama sekali tidak terkena cahaya matahari dari luar. Pencahayaan hanya dari lampu dan saat diambil menggunakan flash.

Selfie di tengah hari, outdoor. Gak pake cermin, gak bisa dilihat. Pokoknya hasil selfienya misteri sampai foto ini jadi.

Waktu kecil dikasih nama Alice, tapi pas gede ternyata dia jantan. 

Ini gemas banget. Diambil sekitar jam 9 pagi.

Keadaan sekitar sangat terang dan silau. Hasilnya jadi gemas banget.

Diambil sore hari, waktu matahari udah gak begitu terang.

Kesel gak sih kurang ke tengah?????



2. Tidak Sesuai Harapan




Foto di dalam Bandara Changi, gak pake flash. Ruangan terang dan silau banget karena tepat di sebelah aku jendela-jendela besar yang mengarah ke landasan pesawat. Tapi hasilnya tetap gelap.

Foto di dalam mobil. Gak pake flash.

Foto outdoor sekitar jam 5 sore di Lembang (gak pake flash). Padahal ini villa lucu banget.

Jadi kayaknya (sotoy aku aja ini sih) mau seterang apapun cahaya indoor, gak akan bisa ngalahin terangnya matahari di langit. Gak usah terlalu optimis sama cahaya indoor, pokoknya kalau foto indoor atau matahari udah gak silau, harus pakai flash biar hasil fotonya gak gelap kaya foto-foto gagal di atas.

Secara keseluruhan aku suka banget sih sama hasil fotonya. Apalagi hasil foto yang diambil saat keadaan lagi sangat terang.

Beli lagi? Tentu saja iya!

Oh iya, kalau ada yang ingin tahu ini cuci+scan di mana, aku cuci+scan di Seni Abadi (SNAP) Jl. Wastukencana Bandung. Harganya Rp.50.000 untuk kualitas tinggi dan Rp.40.000 untuk kualitas biasa aja. Ini aku ambil yang kualitas tinggi. Prosesnya juga cepat, 1 jam jadi.

Semoga bermanfaat dan gak galau-galau lagi mau pake flash apa enggak (jangan kaya aku).

Hugs,
Artsani

Friday, January 26, 2018

Wanna-One 1st Fan Meeting in Jakarta: Wanna Be Loved 2018 ICE BSD Hall 5

Sebagai pengikut Produce 101 S2, pas denger Wanna-One akan mengadakan fan meeting di Jakarta, gak mungkin dong gak nonton?
Sebenernya aku gak suka suka amat sama Wanna-One. Suka, tapi gak se suka aku sama CNBLUE yang suka banget! Tapi karena aku ngikutin banget mereka dari jaman Park Ji Hoon wink di ending Pick Me, ada keharusan aja (siapa yang nyuruh coba?!) buat dateng ke Fan Meeting Wanna-One.

SEPERTI BIASA.
Drama banget waktu awal-awal pengumuman kedatangan mereka. Sekitar Bulan September, Mecimapro (MCP) sebagai promotor kedatangan Wanna-One udah ngasih tau kalau mereka bakal mendatangkan Wanna-One pada akhir Bulan Januari. Aku kira bakal mulai penjualan tiket seenggaknya awal Desember dong?

TIBA-TIBA
Tanggal 18 Oktober 2017 MCP mengumumkan seatplan dan harga perkategorinya DAN tiket udah dibeli 21 Oktober 2017!! 3 Hari doang loh! Semendadak itu. Heboh lah aku sama temen-temen aku yang emang ingin nonton.
Poster dan seat plan
Aku bakal ngasih tips and trick buat temen-temen yang mau perang beli tiket, berdasarkan pengalaman aku.
  1. Beberapa jam sebelumnya, coba aja seakan-akan mau beli tiket event lain di website ticketingnya dan catat butuhnya data apa saja untuk mengisi form pembelian.
  2. Kemudian, catat data diri sesuai dengan yang dibutuhkan di notes LAPTOP (pake laptop ya jangan pake handphone).
  3. Setengah jam sebelum ticketing dibuka, udah standby di website ticketingnya dan buka dua tab: tab website dan tab notes.
  4. Kalau sudah mendekati waktunya sampai sudah waktunya, refresh terus-terusan! Aku sih refresh 1 detik sekali. Untung banget kemarin wifi di kosan lagi cepet banget dan penghuni kosan yang lain lagi pada pulang, jadi yang pake gak rame.
  5. Kalau udah masuk ke formnya, langsung copy paste dari notes yang udah stand by. Jangan kaget terus gemeteran kaya aku hahaha.
  6. JANGAN LUPA SUBMIT
Kalau sudah dapat konfirmasi pemesanan, transfer deh, terus dapat E-ticket yang bisa ditukarkan menjelang hari-H sampai di hari-H.

Hari-H

Aku datang emang agak kesiangan sih, jam 11an baru sampai di venue dan belum tuker tiket! Nyari-nyari, ketemu tuh antrian sesuatu tapi gak jelas antrian apa karena gak ada sign sama sekali.

Di antrian itu, ada antrian pembelian on the spot, penukaran tiket indotix, dan penukaran tiket member MCP. Tapi gak ada sign sama sekali 😓 Kita harus tanya ke orang di depan atau petugas yang ada. Tapi petugasnya pun sering salah informasi. Di antrian sebelah aku, ada orang yang mau beli on the spot dan nuker antriannya disamain. Untung aku sih bener, jadi maju antriannya juga cepet 😁

Jam 12.00 selesai antri tuket tiket, aku jalan-jalan cari freebies. Tapi sedihnya, karena udah kesiangan jadi udah pada habis. Paling sisa-sisa yang bagi-bagi freebies photocard (dan aku kurang suka sih koleksi photocard sejujurnya hehe).

Menyerah, jam 2 siang aku ke AEON buat makan siang dan balik lagi ke ICE jam 4 sore.

Menurut pengumuman, gate untuk ke venue akan dibuka jam 5 sore. Tapi karena SEMUANYA numbered seating, jadi santai aja lah ya. Mau datang jam 5 mau datang jam 6.29 juga duduknya akan tetap di situ.

Tapi, aku karena mau foto-foto dulu di dalam dan udah gak sabar, jam setengah 5 aku mulai antri masuk main gate.

Antriannya menurut aku super rapi dan teratur dengan baik sih. Gak ada dorong-dorongan atau lari-lari gak jelas. Semua santai (karena efek numbered seating sih). Di main gate ini dilakukan pemeriksaan tiket, barang bawaan, dan cek pake logam detector. Tapi, aku gak ngerasa dilakuin body check sama sekali sih.

Habis pemeriksaan tiket dan barang bawaan, kita antri di holding area sebelum masuk ke main venue. Di holding area ini, ada backdrop yang harus banget foto jangan sampai enggak! Antriannya emang panjaaaang banget, kayaknya aku harus antri foto ini 30-45 menit deh. Tapi kan ini essentials banget ya. Kalau gak di sini, di mana lagi? Pas antri ini pun sebenernya orang-orang di holding area sudah pada masuk ke main venue. Tapi tenang, tenang, mending foto di backdrop dulu aja.
Antrian di holding area

Foto sedetik karena puluhan orang masih antri di belakang
Pas masuk, wah, stagenya jauuuhhhh banget!! Sedih dih, tapi ya gimana lagi namanya juga tiket paling murah hahaha

Foto ke stage. Panorama tidak zoom.

Yang aku suka dari acara ini:
  • Antriannya rapi.
  • Semua duduk dan gak boleh ada yang berdiri selama acara. Mungkin ada yang bilang "gak seru dong?!" Tapi rapi banget! Kaya nonton konser-konser di Jepang gitu. Suka deh.
  • Tiap bangku dapet poster dan hand banner "Happy Birthday Daehwi" yang sudah disimpan di kursi sebelum kita masuk.
Yang aku tidak suka dari acara ini:
  • Acaranya garing banget! Gariiing banget gak jelas. Gak ada klimaksnya. Perform di awal, ngobrol-ngobrol Q&A tapi gak seru, terus bacain messages dari wannable, habis itu udah aja. Perform akhir dan ngucapin salam perpisahan.
  • Acaranya mulai jam 18.30 dan Wanna-One udah mengucapkan salam perpisahan jam 19.50. Kesel gak?
  • Soundnya gak bagus. Mereka ngomong kedengerannya sayup-sayup. Aku sampai berkali-kali ngomong "ngomong apaan sih?"
Q&A


Foto dengan zoom maksimal





Tuesday, December 26, 2017

Cabut Gigi Bungsu di RS Santosa Bandung

Aku nulis ini waktu baru aja pulang dari Rumah Sakit Santosa Bandung Jl. Kebon Jati buat cabut gigi bungsu. Aku di sana ke dokter drg. Rachmat Babuta, Sp. BM. Sebenernya dokter ini udah jadi kayak langganan keluarga aku setiap ada masalah sama gigi dan harus dicabut. Tapi, biasanya keluarga aku ke sana selalu pakai asuransi swasta CAR. Tapi karena aku udah lulus kuliah dan dianggap udah bukan tanggungan keluarga lagi, aku dikeluarkan dari peserta asuransi 😓 Jadi untuk kali ini aku bayar pakai biaya sendiri.

Awal cerita, gigi aku yang paling belakang tumbuhnya gak normal. Dia tumbuh tapi menghadap ke pipi. Meskipun begitu, dia sebenernya gak mengganggu gigi yang lain jadi dulu waktu konsultasi ke dokter dibilang gak usah dicabut. Bertahun-tahun kemudian, kayaknya karena letaknya yang ngaco ini dia jadi gak kena setiap sikat gigi. Walhasil gigi bungsu tersebut bolong deh dan sakitnya amit-amit sampai migrain.

Karena aku sehari-hari tinggal dan kerja di Solo, aku periksa kan ke dokter di sana. Aku periksa ke dokter di Solo pakai BPJS. Nah, waktu ke dokter spesialis bedah mulut di salah satu rumah sakit di Solo, dokternya menyarankan untuk mencabut dua gigi, atas bawah (sampai sekarang aku masih gak tau kenapa yang dicabut harus dua) dan dibius total + nginep di rumah sakit 2 hari.

Syok dong!

Cabut gigi doang sampe dirawat inap? Tapi tindakannya gak bisa dilakukan saat itu juga. Karena aku pasien BPJS, jadi harus nunggu antri kamar kosong. Sampai saat ini (+/- 2 Bulan) belum dipanggil-panggil 😀 Kebayang kan menderitanya gimana sakit gigi tiap malem dan sampai sering migrain.

Pertengahan Desember, aku bilang ke orang tua aku di Bandung,  kalau aku mau cabut gigi di Bandung aja karena gak kuat kalau harus nunggu rumah sakit di sini gak gak jelas jadwalnya kapan, sekalian libur akhir tahun juga. Resikonya, aku gak bisa pakai BPJS dan harus bayar sendiri.

Setelah cari-cari mulai dari RSGM, RSKGM, klinik bersama, dan rumah sakit serta menimbang segala sesuatunya, akhirnya aku memutuskan untuk ke RS Santosa yang ada di Jl. Kebon Jati. Alasannya? Karena udah biasa ke sana.

Dokternya praktek setiap hari jam 10.00 - 13.00, aku udah daftar dulu sih sebelumnya di hari yang sama via telepon jam 08.00 dan dapat antrian nomor 7.

Jam 10.15 aku sampai dan sekitar 10.30 nama aku dipanggil.

Tegang

Pas udah di dalem ruangan, dokternya bener-bener gak pake basa basi banget!

"Ini dok, gigi bungsu saya tumbuhnya gak bener, terus jadi bolong. Saya udah konsul sih ke dokter bedah mulut di Solo, terus katanya yg dicabut harus dua dan dibius total" aku ngomong gitu sambil ngeliatin hasil rontgen yang sengaja aku bawa dari Solo

Terus dokternya jawab, "ah ngapain dibius total. ini mah dicabut satu aja biasa"

Habis ngomong gitu tiba-tiba dokter dan susternya mulai kordinasi nyebut nyebut nomor gigi dan baru aja aku bertanya dalam hati, "lah ini dicabutnya sekarang?" tiba-tiba susternya udah nyerahin suntikan yang isinya obat bius ke dokternya, di depan muka aku.


Panik dong!

Sampe diomelin berkali-kali karena aku tegang banget dan ngerengek-ngerengek "Tenang aja Nis, santai. Kalau tegang malah tambah sakit. Tenang!" enaknya dokter manggil kita dengan nama, bukan mbak/teh/ibu. Beda aja sih ya penerimaannya. Jadi ngerasa deket padahal mah baru ketemu juga satu kali itu aja 😂

Seperti biasa, aku nangis pas disuntik obat biusnya. Sakit banget sih enggak, cuma tegang aja. Tapi ya sakit sih. Habis itu aku nunggu bentar sampai gusi kerasa tebel banget dan nelen ludah pun kerasa susah karena gusi deket tenggorokan mulai kebal.

"Kalau sakit bilang ya nis"

Langsung lah itu dengan sekuat tenaga dokternya mencabut gigi aku. Serem banget bayanginnya tapi sebenernya gak kerasa apa-apa sih. Bener-bener gak kerasa apa-apa! Beberapa detik kemudian dokternya ngomong, "Ih nis liat nih akarnya sampe gini"


Wah, udah beres???


Pas aku liat gigi hasil dicabut, aku gak ngerti sih definisi 'akarnya sampe gini' tuh maksudnya gimana. Yang jelas gigi aku, yang selama ini menyebabkan migrain udah keluar tuh dari gusi.

Dijait gak?
ENGGAK!

Jadi aku gak perlu balik lagi untuk cabut jaitan.

Habis itu dokternya kasih arahan buat menggigit kasa sampai nerima obat, habis nerima obat langsung diminum obatnya sekalian ganti kasa. Kasanya kemudian digigit lagi selama 1 jam. Habis itu dilihat, darahnya masih banyak apa enggak. Kalau masih banyak, kumur-kumur pelan pakai air dingin terus lanjut gigit kassanya selama 1 jam lagi. Kalau udah gak banyak udah aja.

Habis aku cabut gigi di sini, kebayang sih kalau di Solo aku sampai harus dibius total dan nginep di rumah sakit selama 2 hari. Sedangkan di sini, 15 menit pun jadi.

Buat harga, sebenernya pas aku lihat nota pembayaran, tindakan pencabutan gigi aku ini termasuk non-operatif.

Administrasi rawat jalan Rp.20.000
Konsultasi dokter spesialis Rp.150.000
Tindakan non-operatif dengan komplikasi Rp.350.000
Obat (asmef, eflagen, & cefadroxil) Rp.40.000
Total Rp. 560.000

Murah banget kalau dibandingkan dengan bayangan aku yang dikira bisa sampai 2-3 juta. Analisis sotoy aku sih mungkin karena gigi aku sebenarnya udah tumbuh / keluar sepenuhnya, jadi gak perlu operasi / ngebedah si gusi untuk mengeluarkan gigi itu. Makanya, jadi kategori non-operatif dan jadi murah.

Enaknya ke dokter Rachmat Babuta ini, dokternya super santai dan gak kaku. Masa waktu aku dibius, aku udah ah uh ah uh nangis dokternya dengan enjoy aja bersenandung lagu entah apa. Mungkin itu dilakukan biar nular ke pasiennya juga kali ya jadi pasiennya ikutan enjoy dan gak tegang.

Recommended deh pokoknya ke sini karena antriannya gak panjang, dokternya baik dan gak judes, penanganan cepat dan gak berbelit-belit. Tapi emang kalau untuk kasus lain, biayanya mungkin berbeda dan pihak rumah sakit tidak bisa memberi kisaran harga karena katanya harga bergantung dari tindakan, kesulitan, dan dokter yang menangani.


Monday, December 25, 2017

Pengalaman Tes IELTS di IDP Jogja

Awalnya aku gak yakin, bisa gak ya aku lolos tes IELTS tapi gak perlu les?
Ternyata jawabannya, bisa!

---

Aku tinggal di Solo, dan mencari lembaga Bahasa Inggris yang menawarkan les IELTS jumlahnya sedikit banget. Ada yang full package menawarkan semua materi IELTS (listening, reading, writing, dan speaking) tapi harganya sangat mahal buat aku. Range harganya mulai dari 5,5 juta untuk 20 jam pertemuan sampai 14 juta untuk 80 jam pertemuan.

Ada yang menawarkan kelas murah meriah, 750 ribu untuk 10 kali pertemuan, tapi tidak mengajarkan writing dan speaking. Kelasnya hanya mengajarkan listening, reading, dan beberapa basic grammar. Kalau yang baru banget belajar sebagai perkenalan IELTS, mungkin cocok untuk kelas ini.

Udah tanya sana sini, akhirnya aku memutuskan untuk belajar sendiri aja. Meskipun belajar sendiri, aku tetap punya buku pegangan buat belajar. Buku yang aku pakai itu buku Barron's 4th edition, aku beli di Gramedia dengan harga Rp. 320.000. Emang lumayan mahal sih, tapi buku ini membantu banget. Isi dari buku ini bukan hanya soal latihan, tapi isinya materi tentang bagaimana mengerjakan soal masing-masing bagian dengan baik. Buku ini membantu banget buat aku, terlebih di bagian writing. Buku ini benar-benar mengajarkan bagaimana menjawab soal writing IELTS dengan terstruktur.
Barron's IELTS 4th edition.
Selain buku ini, aku pakai buku Cambridge untuk latihan soal. Menurut aku, soal-soal di buku Barron's ini cenderung lebih mudah jika dibandingkan dengan soal-soal di buku Cambrige. Jadi, jangan berpuas hati kalau merasa bisa mengerjakan soal-soal di buku Barron's.

Oh iya, pada awal September aku sempat mengikuti prediction test IELTS di salah satu lembaga kursus Bahasa Inggris yang juga menyelenggarakan tes IELTS di Solo. Biayanya cukup mahal, Rp.350.000 tapi mencakup semuanya selama 3,5 jam. Meskipun begitu, speakingnya tidak benar-benar simulasi, hanya berbicara menggunakan Bahasa Inggris dengan native speaker di sana sambil konsultasi hasil tes listening, reading, dan writing.

Dari hasil prediction test ini, score aku Listening 6 dan Reading 6 tapi writing tidak disebutkan scorenya. Yang jelas hasilnya hancur banget, antar kalimat tidak nyambung, tidak jelas inti pemikirannya apa, banyak kalimat yang berbelit-belit tapi tidak jelas intinya apa, dan yang paling penting argumen aku untuk topik itu tidak jelas. Prediction test ini juga membantu banget sih, jadi aku bisa tau harus belajar lebih di mana dan apa aja yang harus ditingkatkan.

Namanya juga manusia, pasti selalu merasa gak siap kan buat ujian. Aku tadinya niat untuk tes tanggal 4 November, tapi diundur-undur terus sampai akhirnya pertengahan November aku nekat aja daftar IELTS tanggal 9 Desember di Jogja. Nekat gitu sih biar aku mau gak mau harus belajar dengan giat karena udah bayar Rp. 2.850.000. Gak mungkin kan udah bayar mahal-mahal tapi tetep males? Hahaha.

9 Desember 2017

Sekitar 3-4 hari sebelum tes, aku dapat email konfirmasi dari IDP Jogja tentang waktu ujian dan lokasinya. Ujian dilaksanakan pukul 09.00 dan candidate diharapkan datang setengah jam sampai satu jam sebelumnya karena harus dilakukan registrasi.

08.15
aku sampai di tempat ujian dan ternyata banyak banget yang udah datang sebelum aku.

08.30
pihak IDP memulai untuk registrasi awal, yaitu mencocokkan kartu identitas, fingerprint, dan foto.

08.50
pihak IDP memulai briefing dan membagi candidate ke dua ruangan. Banyak banget hal yang harus diperhatikan di sini, karena aturannya sangat banyak! Jam tangan, handphone, dan seluruh alat elektronik harus disimpan di dalam tas dan tas akan disimpan dalam satu ruangan sendiri. Jadi kita masuk ke dalam ruang ujian HANYA boleh membawa pinsil, rautan pinsil kecil, penghapus, dan kartu identitas. Kalau mau bawa minum, botol minumnya harus transparan dan kalau ada label mereknya, harus dilepas. (iya, seketat itu).

09.10 - 12.15
Ujian untuk listening, reading, dan writing. Oh iya, untuk speaker saat listening, gak perlu khawatir. Speakernya ada di langit-langit dan tersebar di seluruh ruangan, jadi dimanapun duduknya pasti terdengar jelas.

Setelah selesai 3 bagian awal, kita dipersilakan untuk keluar ruangan dan melihat jadwal speaking test. Speaking test dilaksanakan di hari yang sama dengan alokasi waktu satu orang 15 menit mulai dari jam 12.45. Saat itu ada dua examiners untuk speaking test dan aku kebagian jadwal jam 16.00!! Jadwal test terakhir sekitar jam 18.30. Waktu nunggu ini lumayan sih bisa dipakai untuk latihan speaking, hitung-hitung pemanasan.

Sebenernya pengaturan waktu 15 menit per orang ini mepet banget. Gak menghitung waktu istirahat examiner, waktu registrasi ulang untuk masuk ke ruang test, dll. Akhirnya jadwalnya ngaret banget. Aku yang dijadwalkan jam 16.00, baru dipanggil sekitar jam 16.50.

Speaking test itu benar-benar test yang paling aku khawatirkan. Karena aku gak ada partner belajar jadi gak dapet feedback sama sekali. Aku hanya belajar dari menjawab soal di buku dan ngomong-ngomong aja sendiri.

Ternyata, suasana speaking test ini super santai. Gak tegang sama sekali. Bahkan waktu aku masuk, sebelum examinernya memulai rekaman ujian, beliau mengajak berbicara basa-basi gitu tentang gimana caranya ngatasin ngantuk dan ini sangat membantu untuk pemanasan dan membangun suasana.

Untuk materi ujiannya gak akan aku sampaikan di sini ya hehe yang jelas examiner GAK MEMBANTU SAMA SEKALI saat kita kebingungan sama kalimatnya. Beliau hanya melihat dan mencoba untuk mencerna. Jadi kalau aku lupa banget sama satu kata, dan udah euuu... mm... ya pasrah aja hahaha atau bikin kalimat yang menjelaskan kata tersebut. Atau aku tambahin aja 'something like that' tapi aku yakin ini bakal nurunin penilaian sih :p

Di tulisan ini aku gak akan bahas tentang tips and trick ngerjain soal IELTS ya soalnya aku bukan orang yang jago-jago banget bahasa inggris. Jadi gak pantes aja 😂

Setelah nunggu 13 hari (hari libur pun dihitung), akhirnya hasil IELTS aku keluar!
Hasil online bisa dilihat di https://results.ieltsessentials.com/ dengan memasukkan nama, nomor identitas, dan cari tanggal ujiannya.

Untuk orang yang jarang banget menggunakan bahasa inggris di kehidupan sehari-hari, hampir tidak pernah berbicara atau berkomunikasi dengan bahasa inggris, ditambah lagi waktu belajarnya yang mepet, Band 7 overall IELTS udah alhamdulillah. Gak wah banget, tapi cukup buat aku.

YANG PENTING GAK NGULANG BAYAR 2,85 JUTA LAGI

Jadi untuk teman-teman yang senasib dengan aku, tidak mampu (tidak mau) bayar les IELTS yang harganya selangit tapi tetap mau ikutan tes IELTS, BISA KOK! Tinggal rajin belajar dan cari teknik ternyaman untuk menyelesaikan soal IELTS. Apa yang menurut aku nyaman, belum tentu nyaman untuk orang lain.

Goodluck!

Saturday, July 22, 2017

CNBLUE - Between Us Jakarta di ICE BSD Hall 5

AKHIRNYA.
SETELAH 4 TAHUN.
CNBLUE DATANG LAGI KE INDONESIA!


Bulan April 2017, Promotor IME Indonesia mengumumkan bahwa CNBLUE akan mengadakan konser di Jakarta tanggal 15 Juli 2017.

Setelah sabar menunggu pengumuman price list, seat plan, dan venue, akhirnya pada H-30 konser. IYA, H-30 KONSER. Pihak IME Indonesia mengumumkan bahwa konser akan diadakan di ICE BSD.

Ada drama juga sih sebelum konser. Drama ini mengenai promotor yang membawa CNBLUE ke Indonesia, yaitu IME Indonesia. Di kolom komentar sosial media IME Indonesia, ramai banget netizen yang berkomentar buruk mengenai performa promotor yang bisa dibilang baru di Indonesia ini. Berkaca dari pengalaman sebelumnya saat IME membawa salah satu idol yang sedang naik naiknya, BTS.

Netizen seperti berlomba-lomba untuk berkomentar negatif atau protes kepada pihak IME mengenai seat plan yang dirasa kurang baik, hingga yang paling parah adalah sistem ticketing yang mereka bilang sangat chaos.

Terus pas CNBLUE gimana? Chaos gak?

Sabar-sabar, ada di bawah ya di bagian saya cerita tentang Hari-H konser

Konser kali ini IME Indonesia bekerjasama dengan Tiket.com dalam penjualan tiket konser. Tiket mulai dijual tanggal 9 Juni 2017 pukul 20.00 di website dan aplikasi tiket.com. Meskipun tau bahwa tiket akan mudah didapat, dan gak akan tuh yang namanya habis dalam 5 menit. Saya tetep aja mentengin aplikasi tiket.com sejak 30 menit sebelum pukul 20.00. Kalau ini lebih ke tidak sabar buat beli sih dibandingkan dengan takut kehabisan.

Dan pas pembelian tiket udah dibuka, tinggal klik klik dengan mudahnya tanpa ada antrian atau keramaian sama sekali hahaha

---Pusing Mikirin Akomodasi---

Nanti pas hari-H saya bakal berangkat dari Solo. Bingung juga sih awalnya mau naik apa, kereta atau pesawat. Tapi setelah pertimbangan waktu, harga, dan stamina akhirnya saya memutuskan untuk berangkat naik pesawat Hari Jumat, 14 Juli 2017 flight dari solo jam 07.00, kemudian pulangnya naik kereta Argo Lawu Hari Minggu, 16 Juli 2017 dari Stasiun Gambir jam 2015.

Kenapa kok cepet-cepet banget?

KARENA, pihak promotor awalnya memberi pengumuman bahwa penukaran tiket akan mulai dilakukan pada H-1 (Hari Jumat) pukul 10.00 di ICE BSD. DAN, karena saya beli tiket Silver yang Numbered Seating, DAN nomor kursi diberikan dengan sistem first come first served, DAN saya sangat ambisius untuk dapat seat terdepan, akhirnya saya memutuskan untuk menukarkan tiket seawal mungkin.

DAN TERNYATA PENUKARAN TIKET H-1 INI DITIADAKAN. DAN DIUMUMKAN H-7.

Sebel kan ya karena saya udah terlanjur beli tiket pesawat Hari Jumat yang kalau mau reschedule bayar nambahnya sama kaya beli baru. Selain itu, saya juga udah booking hotel (yang bakal aku ceritain di bawah) dua malem. Jadi ya, yaudah aku berangkat Jumat aja meskipun akhirnya harus cuti sia-sia.

--- Penginapan Sekitar ICE ---

Cari-cari hotel di sekitaran ICE, paling dekat adalah Santika Premier (wah ini mah bukan deket lagi, buka pintu lobby, langsung pintu Hall 3 ICE), dan Hotel POP! (kalau ini masih harus naik kendaraan lagi sih). Tapi kalau nginep dua malem sendiri, bangkrut juga ya.

Alhamdulillah banget, saya nemu akun @nginepbarengyuk di twitter. Jadi ini tuh kalau kalian-kalian yang mau nonton konser dan mau nginep di hotel tapi gak mau sendirian (karena mahal hahaha) bisa banget daftar di sini. Nanti sekamar akan diisi empat orang dan biaya kamarnya akan sharing jadi super murah. Selain dapet kamar hotel, kalian juga bakal dapet temen baru. Apalagi kaya saya yang datang sendirian.

Tapi, emangnya gak sempit tuh sekamar berempat?

Gak mau sempit mah bayar aja satu kamar sendiri.

Di @nginepbarengyuk, saya bisa dapet nginep di Santika Premier ICE BSD (iya, yang jarak sama hall ICE cuma tinggal bersin doang) dua malem dengan harga Rp. 350.000! Itu udah dapet di Santika loh, kalau nginep sendirian di Ai*y Rooms deket ICE aja 2 malem bisa Rp.400.000, dan jaraknya jauh.

Foto pintu masuk ICE diambil dari Lobby Santika (Source: Tripadvisor)


Kakak adminnya pun super baik banget. Gak nyesel deh ikutan join sama @nginepbarengyuk, recommended banget. Ini bukan pesan sponsor ya haha ini benar-benar sharing dari hati .

Setelah tiket konser dan persoalan akomodasi beres, tinggal nunggu menghitung hari mencoret-coret tanggal di kalender buat nunggu tanggal 14 Juli 2017!


---H-1 Konser---


Salah satu kesulitan buat orang yang mau nonton konser di ICE BSD dan datang dari luar kota adalah: Ke ICE naik apa sih?


Di sana tuh ya sepi banget! Sampe-sampe saya pas turun dari gojek di depan Hotel Santika, kaki kiri nyungsep ke lubang drainase jalan sampai jatoh, yang notice cuma abang gojeknya. GAK ADA YANG LIAT LAGI.

--- Transport ke ICE BSD ---

Kalau kemarin, saya dateng H-1 jam 8.30 pagi di Bandara Soekarno-Hatta. Tapi karena belum bisa check in hotel, yaudah main dulu ke Grand Indonesia di Jakarta. Dari Bandara, naik Bus DAMRI jurusan Gambir dengan harga Rp. 40.000. (Detil tentang DAMRI bandara ada di sini).

Dari GI mau ke ICE BSD saya naik KRL ke Stasiun Serpong dari stasiun Sudirman. Dari Stasiun Serpong, naik ojek online juga deket dan murah.

Aku coba rangkum beberapa pilihan transport yang aku tau untuk ke ICE BSD:

Dari Bandara CGK

  • X-Trans jurusan Serpong (Rp. 50.000). Turun di Giant BSD, terus lanjut naik angkot atau naik ojek online. X-trans ini berangkatnya setiap 30 menit sekali.
  • Kalau buru-buru dan ada uang lebih, bisa naik Taksi. Biasanya aku kalau naik taksi dari bandara ke daerah summarecon serpong bisa sampai Rp.200.000.
  • DAMRI Bandara jurusan Serpong. Tapi aku gak tau sih kalau ini detil rutenya seperti apa .___.
Dari Stasiun Gambir
  • Naik KRL udah paling bener. Tapi karena KRL gak berhenti di Gambir, jadi harus ke Stasiun Gondangdia atau Stasiun Juanda. Naik KRL di salah satu stasiun itu ke arah stasiun Serpong. Jangan lupa buat transit di Stasiun Manggarai dan Stasiun Tanah Abang. Kalau enggak transit, nanti malah ke Bogor.
  • Setelah sampai di Stasiun Serpong, aku naik ojek online cuma Rp. 6.000

---HARI-H KONSER!!---- 

Inget kan kalau di atas aku bilang kalau pada H-7 Promotor ngebatalin penukaran tiket di H-1? Nah, sebagai gantinya mereka membuka penukaran tiket di Hari-H mulai pukul 8 pagi!

Jam 5 subuh, terjadi percakapan ini antara aku dan teman aku,

"Mau liat ke bawah gak?"
"Emang udah ada yang antri jam segini?"
"Liat-liat aja. Soalnya kemarin pas BTS jam 7 pagi antriannya udah panjang banget."


Jam 5.20 saya dan dua teman turun dari hotel menuju depan pintu masuk Hall 5-6 tempat ticket box buat tuker tiket. PAKE BAJU TIDUR, SENDAL HOTEL, DAN GAK BAWA APA-APA CUMA HANDPHONE DOANG. Karena kami menyakinkan diri bahwa pasti belum ada yang antri jam segitu. Kami cuma mau liat-liat ticket box atau jalur antrian biar nanti gak buta buta amat.

Ternyata,

Udah ada antrian dong!

Akhirnya mau gak mau kami mulai ikut antri juga, dengan pakaian gembel bangun tidur dan belum mandi.

Sekitar jam 6 ada security yang merapikan antrian dengan cara membentuk 4 baris. Setelah dihitung-hitung, dengan datang antri jam 5.30, sudah ada sekitar 60 - 70 orang di depan saya. Karena kami gak bawa apa-apa, akhirnya kami ganti-gantian jagain barisan buat ambil tiket, dompet, dan roti buat sarapan.

Ngantuk ngantuk nunggu ngantri, tau-tau udah mau jam 8. (Kocaknya) entah siapa yang memimpin, barisan yang tadinya duduk tiba-tiba berdiri semua sekitar 10 menit sebelum jam 8.

TAPI,

Yang janjinya penukaran tiket dimulai jam 08.00 itu hanya bualan semata teman-teman, jam 08.00 ticket box dan sekitarnya masih sepi banget kaya gak ada acara apa-apa. Hanya ada security yang menjaga di main gate.

Setelah teriak-teriak sedikit meminta untuk dimulai penukaran tiket dan menyindir mengenai waktu, akhirnya jam 08.45 Main Gate dibuka.

Di main gate ini dilakukan pengecekan voucher tiket yang akan ditukar dengan tiket asli. Antriannya cukup bagus dan rapi ya menurut saya. Kami berjalan masuk dengan tenang (gak ada tuh yang dorong-dorongan atau ribet banget kaya mau kemana aja) masih dalam bentuk 4 baris. Kalau udah lolos dari screening security, langsung antri di depan ticket box berdasarkan kategori masing-masing.

Ajaibnya, saat itu yang antri di GOLD sedikit banget!! Sampai petugasnya ngomong "Kok yang GOLD gak ada?"
Tuh yang Gold bener kosong banget kan.
Penukaran tiket ini juga gak lepas dari cela sih. Karena ada aturan first come first served, dan penukaran tiket bisa diwakilkan hanya dengan surat kuasa, jadi banyak orang-orang yang memanfaatkan kesempatan dengan menjadi "jasa titip". Ditambah lagi mereka datang sangat pagi jadi ada di barisan paling depan. 

Saya lihat sendiri sih, di kategori silver, orang yang ada di antrian paling depan menghabiskan waktu lamaaaaaaaaaa banget. Setelah saya kepo ke depan, ternyata dia membawa surat kuasa yang tebel banget! Tebalnya udah kaya skripsi. Dengar-dengar jumlahnya sekitar 100 orang.

Terlebih kategori silver yang harus memilih nomor tempat duduk, kami khawatir tempat duduk paling depan sudah habis diambil oleh mbak jasa titip tersebut. Tapi ternyata dari pihak promotor dan tiket.com sudah sedikit memberi keadilan kepada kami yang menukar tiket sendiri, dengan menempatkan nomor kursi untuk tiket jasa titip tersebut di bagian tengah, meskipun mereka antri paling depan. Sehingga kami kami yang antri sendiri masih bisa mendapatkan kursi paling depan.

Dengan posisi antri seperti di atas, saya dapat tiket dengan nomor kursi B-54!

Kalau tidak salah ingat, untuk kategori silver Depan-Belakang itu A sampai N. Sedangkan Kanan-Kiri itu dari 1 sampai 74. Sehingga posisi tempat duduk saya itu dua baris dari depan dan lumayan di tengah (happy!).

Oh iya, untuk pemilihan tempat duduk ini jangan dibayangkan akan memilih tempat duduk seperti di bioskop ya, yang pakai komputer tinggal klik dan print.

Yha, sama sih sama bioskop, tapi bioskop tahun 2005.

Mereka punya seat plan yang diprint di kertas A1, dan kalau kita memilih nomor bangku tersebut, ya dicoret menggunakan spidol. Tiket pun sebenarnya sudah dicetak semua. Jadi setelah kita memilih tempat duduk, panitia akan mencari tiket dengan nomor tersebut dari tumpukan tiket yang sudah diprint itu.

Dengan antri mulai jam 5.30, saya selesai antri penukaran tiket hingga mendapat tiket asli pukul 10.03. Antrian sebenarnya sangat lancar dan cepat, SETELAH mbak mbak jastip tersebut selesai transaksi dan SETELAH kami protes dan ada mbak-mbak yang benar-benar protes keras ke panitia face-to-face bukan cuma teriak-teriak dari belakang (btw, mbak ini keren banget serius! kalau ada yang ikut antri dan ada yang tau mbak ini, bisa kasih tau ya, saya ngefans).

Pas saya turun lagi dari hotel sekitar jam 13.00, antrian penukaran tiket sudah kosong melompong dan security di main gate udah pada gabut semua hahaha

--- MASUK VENUE ---

Sebelum masuk venue yang benar-benar ke bagian stage, ada total 3 gate yang harus dilewati:

1. Gate 1: ini yang dijaga oleh security untuk pemeriksaan tiket gelang (jika sudah masuk sebelumnya) atau voucher tiket (jika mau tuker tiket).

2. Gate 2: di sini pertama akan dilakukan body check dan pemeriksaan barang bawaan di tas. Tapi menurut saya pemeriksaannya gak begitu ketat, saya gak ngerasa dilakukan body check. Hanya tas yang diperiksa, itu pun cuma bagian besarnya aja, seleting-seleting kecil tidak ikut diperiksa. Kalau sudah lolos body check, dapet tiket gelang dari panitia. 

3. Gate 3: gate ini adalah gate untuk masuk ke tempat acara. Sebelum masuk, oleh security dan panitia kami diinstruksikan untuk baris memanjang dan berdiri masuk per baris. LAGI LAGI antrian ini super rapi dan gak ada kehebohan-kehebohan yang gak perlu. Di sini dilakukan final screening.

Gate 3 kiri-kanan: SILVER - GOLD - VIP
Mungkin itu aja sharing tentang kehebohan persiapan sebelum konser sampai sesaat sebelum masuk venue. Secara keseluruhan, kekhawatiran kami terhadap buruknya performa IME Indonesia, yaaa bisa dibilang tidak begitu parah sih. Sistem ticketing juga enak karena tiket.com punya website dan aplikasi yang mudah banget dipakainya. Cuma paling kalau sistemnya first buy first get lebih adil sih menurut saya.

Penampilannya CNBLUE gimana?

MEREKA MAH SELALU KEREN LAH YA GAK USAH DIBAHAS. 


Nih aja deh ya oleh-oleh foto mereka, original 100% dari handphone aku dan diambil dari seat B-54 Kategori Silver, Hall 5 ICE BSD. Ngalamin juga sih, bingung mau ngambil seating yang mana di ICE karena takut hallnya kegedean terus gak keliatan ke panggung.

Seat plan CNBLUE - Between Us Jakarta

Jadi foto-foto di bawah ini bisa memperkirakan seberapa luas Hall 5 ICE BSD kalau dipakai untuk event.

Panggungnya besar, jadi dari kategori silver pun dekat.


Jarak dari kursi paling depan ke pagar emang rada jauh. Masih ada jarak 3 undakan


Yonghwa dengan wiuwiwnya






Manito versi akustik.



See you again!

Sesi foto bareng setelah konser







Ritual setelah konser. FOTO BARENG. 

Thanks for the long and big stage so it could be this close from the cheapest category LOL. But sadly I only saw Minhyuk's face from the screen, because you can see from the pict, he is neomu far far away.
Sebahagia itu nonton konser CNBLUE lagi, setelah 4 tahun yang lalu aku juga nonton BLUEMOON JAKARTA. Bahagia sampe jalan keluar venue senyum-senyum nyanyi lagu terakhir mereka.

Semoga sharing pengalaman ini bisa bermanfaat buat yang ingin tau ke ICE BSD naik apa, gimana performa promotor IME Indonesia, seberapa dekat stage kalau ambil kategori duduk, dan apa pun deh yang bikin kalian yang awalnya tidak tahu menjadi tahu.

I always happy to share anything to everyone because I also appreciate someone who share any helpful information.

I am very happy if you like my sharing and show your love on comment box below :)

ARTSANI
@jemartsani
Solo, 22 Juli 2017
23:25